Bojonegoro Dorong Irigasi Listrik untuk Ringankan Beban Petani dan Tarik Minat Anak Muda
Bojonegoro, Pastipas.id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus mendorong transformasi sektor pertanian menuju arah yang lebih berkelanjutan. Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Pemkab meluncurkan program konversi energi mesin pompa air dari bahan bakar diesel ke tenaga listrik. Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, langsung meresmikan inisiatif ini di Desa Kanten, Kecamatan Trucuk, pada Rabu (23/4). Langkah strategis ini bertujuan menekan biaya produksi pertanian dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
Pemkab Bojonegoro bekerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk menghadirkan jaringan listrik langsung ke area persawahan. Teknologi tepat guna ini mendorong efisiensi energi dan meningkatkan produktivitas, khususnya komoditas padi yang menjadi andalan pangan lokal.
Manajer PLN UP3 Bojonegoro, perwakilan Bakorwil, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda, sejumlah Kepala OPD, jajaran Forkopimcam Trucuk, serta perwakilan BBWS Bengawan Solo turut hadir dalam peluncuran program tersebut. Kehadiran mereka memperlihatkan dukungan lintas sektor terhadap transformasi pertanian ini.
Bupati Setyo Wahono menyampaikan bahwa ide konversi energi ini muncul dari aspirasi petani yang selama ini kesulitan mendapatkan solar dan harus menanggung biaya operasional yang tinggi.
“Kami mendengar langsung keluhan petani, dan Alhamdulillah, sekarang bisa kita realisasikan. Terima kasih kepada PLN UP3 Bojonegoro yang telah memfasilitasi akses listrik ke lahan pertanian. Ini menjadi angin segar bagi petani kita,” ujar Bupati yang akrab disapa Mas Wahono.
Ia menyatakan keyakinannya bahwa peralihan dari diesel ke listrik tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga menarik minat generasi muda untuk kembali bertani.
“Dengan listrik, biaya operasional jauh lebih ringan. Petani bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. Saya harap teknologi ini membangkitkan semangat generasi muda untuk kembali ke dunia pertanian,” lanjutnya.
Plt Kepala DKPP Bojonegoro, Zainal Fanani, menambahkan bahwa program ini menjadi bagian dari Quick Win Pilar Tiga, yang mencakup penyediaan air bersih dan irigasi. DKPP telah mengonversi 100 dari 143 unit pompa air yang tersebar di 110 desa di 13 kecamatan ke tenaga listrik.
“Kami menggunakan spesifikasi instalasi listrik sebesar 13.200 watt, dinamo 7.500 watt, dan pipa air berdiameter 6 dim untuk setiap unit pompa. Satu pompa mampu mengairi sekitar 20 hektar lahan, dengan produktivitas rata-rata 10 ton per hektar. Petani bisa menghasilkan nilai panen hingga Rp 1,3 miliar per musim,” jelas Zainal.
Petani bisa menghemat biaya operasional hingga Rp 200.000 per hari berkat konversi ini. DKPP akan terus melanjutkan program ini sampai seluruh pompa pertanian beralih ke tenaga listrik demi menciptakan sistem pertanian yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Sebagai penutup kegiatan, Bupati Bojonegoro dan pihak PLN menandatangani nota kesepakatan, lalu meninjau langsung saluran irigasi dan pompa listrik di tepi Bengawan Solo bersama para petani.
Pemkab Bojonegoro menunjukkan dedikasi nyata dalam menghadirkan solusi inovatif bagi kesejahteraan petani. Inisiatif ini bukan hanya soal perubahan teknis, tetapi juga menjadi awal baru untuk mewujudkan pertanian Bojonegoro yang modern, efisien, dan inklusif. (red)
Posting Komentar
Posting Komentar