Pemkab Bojonegoro Sosialisasi Cara Menangani Kusta dengan Benar

Pemkab Bojonegoro Sosialisasi Cara Menangani Kusta dengan Benar

Pastipas.id, Bojonegoro - Dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar talkshow bertajuk “Saatnya Akhiri Kusta dan Diskriminasi” di program SAPA! Malowopati 95.8 FM, Jumat (7/2/2025).

Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara penanganan kusta yang tepat serta menghapus stigma negatif terhadap para penderitanya.

Talkshow ini menghadirkan dua narasumber ahli di bidangnya, yakni M. Arif Wahyudi, S.Kep., Ns, dari Program Penyakit Menular Dinkes Bojonegoro, serta dr. Yustian Devika Rakhmawati, Sp.Dv, dokter spesialis dermatologi dan venereologi dari RSUD Sumberrejo.

Dalam pemaparannya, dr. Yustian menjelaskan bahwa kusta adalah penyakit infeksi menahun yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.

Bakteri ini membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan gejala setelah menginfeksi tubuh. Tak hanya menyerang kulit, kusta juga dapat memengaruhi sistem saraf perifer, saluran pernapasan, mata, otot, hingga tulang.

“Kusta memang penyakit menular, tetapi tingkat penularannya rendah jika daya tahan tubuh seseorang baik. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan sejak dini, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan, jika muncul gejala mencurigakan,” ujar dr. Yustian.

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala awal, seperti bercak kulit mati rasa atau gangguan saraf ringan. Deteksi dini dapat mencegah komplikasi serius seperti disabilitas permanen pada tangan atau kaki.

Sementara itu, M. Arif Wahyudi mengungkapkan fakta mengejutkan terkait kasus kusta di Indonesia yang saat ini menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia. Di Kabupaten Bojonegoro sendiri, tren kasus kusta menunjukkan peningkatan signifikan.

“Pada tahun 2023, tercatat ada 23 kasus kusta. Angka ini melonjak menjadi 66 kasus pada tahun 2024. Bahkan, di awal tahun 2025 saja sudah ditemukan 2 kasus baru,” ungkap Arif.

Dinkes Bojonegoro, lanjutnya, terus berupaya menekan angka ini melalui berbagai program edukasi, salah satunya lewat pemanfaatan media massa dan digital.

Arif juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap informasi hoaks yang beredar di media sosial terkait kusta.

“Di era digital ini, informasi bisa menyebar dengan cepat. Kami harap masyarakat tidak mudah percaya pada hoaks, terutama soal pencegahan dan pengobatan kusta. Pastikan informasi yang diterima berasal dari sumber terpercaya,” tegasnya.

Lebih lanjut, Arif menyoroti tantangan besar lain dalam penanganan kusta, yaitu stigma negatif yang kerap diterima para penderitanya. Stigma ini sering membuat penderita merasa dikucilkan sehingga enggan mencari pengobatan lebih awal.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap penderita kusta. Mereka membutuhkan dukungan moral, bukan dijauhi. Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, kusta bisa disembuhkan sepenuhnya,” jelas Arif.

Sebagai penutup, Dinkes Bojonegoro berharap masyarakat lebih peduli terhadap gejala kusta di sekitar mereka dan segera melapor atau memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mencurigai adanya tanda-tanda penyakit ini.

“Segera periksa diri atau laporkan jika menemukan gejala kusta. Deteksi dini adalah kunci utama untuk mencegah komplikasi,” pungkas Arif. (riz)

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Copyright © 2023

Pasti Pas