Pemkab Bojonegoro Perpanjang Penutupan Pasar Hewan
![]() |
Pemkab Bojonegoro Perpanjang Penutupan Pasar Hewan |
Pastipas.id, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro resmi memperpanjang penutupan pasar hewan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi. Penutupan ini berlaku mulai Rabu (5/2/2025) hingga Rabu (19/2/2025) mendatang.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro, Lutfi Nurrahman, menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil berdasarkan Surat Menteri Pertanian Nomor: B-03/PK.320/M/01/2025 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus Penyakit Menular Strategis (PHMS), serta Surat Kepala Balai Besar Veteriner Farma PUSVETMA Nomor: 20009/PK.310/F.4.A/01/2025.
Selama masa penutupan, seluruh aktivitas jual beli di pasar hewan dihentikan total. “Kegiatan transaksi jual beli di pasar hewan ditiadakan selama 14 hari,” tegas Lutfi saat dikonfirmasi, Rabu (5/2/2025).
Ia menambahkan, pasar hewan menjadi titik rawan penularan PMK karena menjadi tempat berkumpulnya ternak dari berbagai daerah.
Risiko penularan tidak hanya terjadi melalui kontak langsung antar hewan, tetapi juga melalui perantara seperti kendaraan angkutan ternak, peralatan, hingga manusia yang terlibat dalam proses jual beli.
Sebagai bagian dari langkah pencegahan, Lutfi mengimbau para peternak untuk aktif melakukan vaksinasi terhadap hewan ternaknya.
“Para peternak diharap selalu berperan aktif untuk memberi vaksinasi pada hewan ternaknya dengan menghubungi petugas kecamatan masing-masing,” ujarnya.
Pemkab Bojonegoro juga terus menggencarkan program vaksinasi untuk menekan laju penyebaran PMK. Lutfi menyebutkan bahwa sebanyak 7.050 dosis vaksin tahap pertama telah selesai disalurkan. “InsyaAllah ada tambahan dosis yang saat ini masih menunggu dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur,” tambahnya.
Penutupan pasar hewan ini menjadi bagian dari komitmen Pemkab Bojonegoro dalam melindungi para peternak dan menjaga ketahanan ekonomi di sektor peternakan.
Selain vaksinasi, Pemkab juga aktif melakukan sosialisasi tentang pentingnya biosekuriti dan langkah pencegahan lainnya di lingkungan peternakan.
Meski berdampak pada aktivitas ekonomi di pasar hewan, Lutfi menegaskan bahwa langkah ini bersifat sementara dan semata-mata untuk menjaga kesehatan ternak serta mencegah kerugian yang lebih besar bagi para peternak.
“Semoga dengan kerja sama semua pihak, wabah PMK bisa segera dikendalikan, dan aktivitas pasar hewan dapat kembali berjalan normal,” pungkasnya. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar