Pemkab Bojonegoro Optimalkan Sumber Air untuk Atasi Krisis Kekeringan
![]() |
Pemkab Bojonegoro Optimalkan Sumber Air untuk Atasi Krisis Kekeringan |
Pastipas.id, Bojonegoro - Menghadapi ancaman krisis air, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus mengoptimalkan berbagai sumber daya air guna menjamin ketersediaan bagi masyarakat.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pemetaan dan penyaluran sumber air sungai bawah tanah serta air permukaan.
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono mengungkapkan bahwa penurunan cadangan air tanah hingga 40 persen pada 2024 menjadi peringatan serius.
Ditambah lagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memprediksi sebanyak 106 desa akan terdampak kekeringan pada 2025.
“Kita akan terus mencari sumber-sumber air lain dan mencoba melakukan pengeboran. Ini adalah langkah nyata, karena Bojonegoro yang sejahtera dimulai dari kebutuhan dasar, seperti ketersediaan air,” ujar Bupati Wahono, Jumat (21/2/2025).
Teknologi Canggih untuk Deteksi Sumber AirPemkab Bojonegoro berkolaborasi dengan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam menggunakan teknologi geo magnetotelurik untuk mendeteksi keberadaan sungai bawah tanah.
Teknologi ini membantu pemetaan sumber air agar penyalurannya lebih efektif kepada masyarakat yang membutuhkan.
Selain itu, Pemkab Bojonegoro juga menjalin kerja sama dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (Ditjen SDA Kemen PU) guna mempercepat pencarian serta penyaluran sumber air baru.
Dukungan dari TNI dan Sektor SwastaDalam upaya ini, Pemkab Bojonegoro mendapat dukungan dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) TNI Angkatan Darat. Sejumlah sumber air bawah tanah baru berhasil ditemukan dan telah dilakukan pengeboran. Air dari sumber tersebut kini mulai dialirkan ke masyarakat.
“Kami telah menemukan enam sumber air potensial di beberapa titik, di antaranya di Desa Banjaran (Kecamatan Baureno), Desa Ngantru (Kecamatan Ngasem), dan Desa Bakalan (Kecamatan Tambakrejo),” jelas Bupati Wahono.
Selain itu, Pemkab juga menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengembangkan irigasi persawahan dan penyulingan air minum berbasis sumber air permukaan.
Beberapa lokasi yang menjadi prioritas dalam program ini meliputi Bengawan Solo, Sendang Jonoporo, Sendang Krondonan, serta Waduk Gongseng.
Harapan untuk BojonegoroBupati Wahono berharap berbagai inisiatif ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ketersediaan air di Bojonegoro.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya air demi kesejahteraan masyarakat, menuju Bojonegoro yang makmur dan membanggakan,” pungkasnya.
Dengan langkah konkret dan dukungan dari berbagai pihak, Pemkab Bojonegoro optimistis mampu mengatasi tantangan krisis air dan memastikan ketersediaan air bersih bagi warganya. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar