“Selama periode itu, tercatat 360 ekor sapi terkena PMK. Petugas kesehatan hewan kami bergerak cepat dan intensif untuk menangani kasus-kasus ini,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) DP4 Blora, drh. Rasmiyana, Selasa (7/1/2025).
Kepala DP4 Kabupaten Blora, Ngaliman, SP., MMA., menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah strategis, termasuk mengedukasi peternak tentang pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyebaran PMK.
“Ketika ada laporan, kami langsung tindak lanjuti. Edukasi kepada peternak terus kami lakukan agar mereka mau melakukan vaksinasi pada sapi-sapi mereka. Dengan langkah ini, diharapkan wabah dapat segera teratasi,” ujar Ngaliman.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Peternakan, Prof. Ali Agus, memastikan bahwa daging sapi yang terpapar PMK masih aman dikonsumsi, asalkan sapi tersebut dipotong sebelum mati.
“Sapi yang terkena PMK, selama belum mati, dagingnya aman untuk dikonsumsi. Tapi kalau sudah mati, itu namanya bangkai dan tidak boleh dikonsumsi,” terang Prof. Ali, saat diwawancarai di LPPL Gagak Rimang, Blora, Senin (6/1/2025).
Menurutnya, sapi yang terkena PMK biasanya mengalami kesulitan berdiri karena luka di bagian kaki. Ia menyarankan peternak segera menyembelih sapi sebelum kondisinya memburuk.
“Sapi yang tidak bisa berdiri karena kakinya terkena PMK sering kali dibiarkan sampai mati, padahal ini sangat disayangkan. Sebelum mati, sapi bisa dipotong dan dagingnya tetap aman dimanfaatkan,” jelas Guru Besar Ilmu Peternakan Universitas Gadjah Mada ini.
Prof. Ali juga mengimbau agar peternak tidak panik jika sapi mereka terindikasi PMK. Ia menegaskan bahwa ada langkah-langkah penyembuhan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ini.
“Kita sudah punya pengalaman dari dua tahun lalu. Jangan panik, lakukan upaya penyembuhan, atau kalau tidak memungkinkan, sapi bisa dipotong untuk dimanfaatkan dagingnya,” katanya.
Dengan kolaborasi antara peternak, pemerintah, dan tenaga ahli, diharapkan wabah PMK di Kabupaten Blora dapat segera teratasi, sehingga peternakan sapi di wilayah ini kembali normal dan produktif. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar