Disnakkan Bojonegoro Tutup Pasar Hewan
![]() |
Disnakkan Bojonegoro Tutup Pasar Hewan |
Pastipas.id, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) mengambil langkah tegas untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayahnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah penutupan sementara transaksi jual beli hewan ternak di pasar hewan, yang akan berlaku mulai 22 Januari hingga 4 Februari 2025.
Kabid Kesehatan Hewan, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro, Lutfi Nurrahman, menjelaskan kebijakan ini mengacu pada Surat Menteri Pertanian Nomor: B-03/PK.320/M/01/2025 dan surat Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro tentang laporan kasus PMK.
"Transaksi di pasar hewan seperti di Baureno, Sumberrejo, Balen, dan Padangan akan dihentikan sementara. Selain itu, kami juga akan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh pasar hewan tersebut," ujar Lutfi, Jumat (17/1/2025).
Penutupan pasar hewan ini dilakukan untuk meminimalkan risiko penularan PMK. Pasar hewan menjadi lokasi dengan risiko tinggi karena menjadi tempat berkumpulnya ternak dari berbagai daerah. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung antarhewan, kendaraan angkutan ternak, manusia, hingga peralatan yang digunakan.
Selain itu, Disnakkan juga mengintensifkan penyekatan lalu lintas ternak di beberapa titik perbatasan, seperti Kecamatan Kasiman, Padangan, Ngraho, Margomulyo, Gondang, Baureno, dan Trucuk.
"Kami memastikan penutupan ini berjalan efektif dengan penyekatan di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk mencegah mobilitas ternak yang berpotensi membawa penyakit," tambahnya.
Untuk mendukung langkah pencegahan ini, Disnakkan telah menyiapkan 7.050 dosis vaksin PMK, yang akan diprioritaskan untuk sapi betina di wilayah sumber bibit. Lutfi juga mengimbau masyarakat agar tidak menjual ternak yang sakit dan segera melapor jika menemukan ternak dengan gejala PMK.
Sesuai arahan Pj Bupati Bojonegoro, masyarakat diminta mematuhi sejumlah imbauan berikut:
- Tidak melakukan transaksi jual beli di dalam atau sekitar pasar hewan.
- Segera memisahkan ternak sakit dari yang sehat dan melapor ke petugas teknis peternakan.
- Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan penyemprotan disinfektan secara rutin.
- Membatasi pergerakan hewan, orang, dan peralatan ke dan dari peternakan yang terdampak.
- Memberikan pakan berkualitas dan tambahan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.
Langkah ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran PMK dan melindungi peternakan di Bojonegoro. "Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah ini," tutup Lutfi. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar