Talkshow tersebut menghadirkan dr. Ike Hervin Caprina, Sp.KFR., yang memberikan pemahaman mendalam tentang disabilitas. Menurutnya, disabilitas adalah keterbatasan fisik, intelektual, atau mental yang menyulitkan seseorang untuk beraktivitas atau berinteraksi secara mandiri dengan lingkungannya.
“Disabilitas dapat terjadi karena berbagai sebab, seperti sejak lahir, infeksi atau penyakit tertentu, hingga trauma akibat kecelakaan yang memengaruhi fungsi tubuh,” jelas dr. Ike.
Dr. Ike memaparkan bahwa disabilitas terbagi menjadi lima jenis utama, yakni fisik, intelektual, mental, sensorik, dan multi. Di Kabupaten Bojonegoro sendiri, kasus disabilitas meliputi disabilitas fisik, intelektual seperti down syndrome, mental seperti ADHD dan autisme.
Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendeteksi dini gejala disabilitas pada anak. Pemerintah telah menyediakan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang menjadi panduan bagi orang tua untuk memantau perkembangan anak secara berkala.
“Semakin dini disabilitas dikenali, semakin cepat pula intervensi yang dapat diberikan, sehingga hasilnya lebih optimal,” ujarnya.
Melalui momentum Hari Disabilitas Internasional ini, Dinas Kesehatan mengajak masyarakat untuk lebih memahami dan menerima penyandang disabilitas sebagai bagian dari komunitas.
“Kita harus membuka wawasan agar menerima penyandang disabilitas tanpa diskriminasi, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat,” kata dr. Ike.
Ia juga mengimbau para orang tua yang menemukan perkembangan anaknya terganggu agar segera berkonsultasi dengan dokter ahli. “Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk membantu anak mencapai potensi terbaiknya,” tambahnya.
Seruan ini menjadi bagian dari komitmen Pemkab Bojonegoro untuk menciptakan lingkungan inklusif, di mana semua warga, termasuk penyandang disabilitas, dapat hidup berdampingan dengan penuh kesetaraan dan penghargaan. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar