Pemkab Bojonegoro Dorong Upaya Penanggulangan AIDS
Pemkab Bojonegoro Dorong Upaya Penanggulangan AIDS |
Pastipas.id, Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus memperkuat langkah-langkah dalam penanggulangan AIDS dengan memaksimalkan peran Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).
Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dinas Kesehatan, talkshow bertajuk Sinergitas Komisi Penanggulangan AIDS Bersama Pendamping Sebaya digelar pada program SAPA! Malowopati 95.8 FM, Jumat (15/11/2024).
Dalam talkshow tersebut, Ketua Sekretariat KPA Bojonegoro, Suharto, dan Pendamping Sebaya ODHA, Alin Eldzun, dihadirkan sebagai narasumber. Suharto mengungkapkan, KPA Bojonegoro berdiri sejak 2015 atas inisiasi DPRD, Kesra, dan Dinas Kesehatan.
Lembaga independen milik pemerintah ini difokuskan untuk menangani HIV-AIDS dan TB sesuai dengan Perda No 12 tahun 2017.
“Fungsi KPA di antaranya adalah mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi AIDS, serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat melalui sinergi lintas sektor yang terkoordinasi,” jelas Suharto.
Ia menambahkan, KPA berperan menyusun kebijakan strategis, memantau program, dan melaporkan kegiatan kepada Bupati selaku Ketua KPA.
KPA juga telah membentuk lembaga Pita Merah dan Kelompok Pendamping Sebaya (KDS) yang aktif mendampingi ODHA. “KDS di Bojonegoro ada dua, yakni KDS Sehati dan KDS Lentera. Keduanya fokus pada pendampingan orang-orang yang terinfeksi HIV,” imbuhnya.
Program KPA mencakup koordinasi penyusunan kebijakan, pembentukan LSM yang fokus pada HIV, penyuluhan di sekolah-sekolah, serta penyebaran informasi kepada masyarakat. KPA juga mengadakan talkshow dan berbagai kegiatan lain bersama lintas sektor, termasuk rapat koordinasi.
“Kami berharap KPA dapat bekerja optimal dengan dukungan pemerintah daerah dan bersinergi dengan berbagai pihak agar tercapai eliminasi AIDS pada 2030,” ujar Suharto penuh optimisme.
Sementara itu, Alin Eldzun, Pendamping Sebaya ODHA, menyoroti kesalahpahaman masyarakat mengenai penularan HIV.
“HIV tidak akan menular hanya dengan berjabat tangan atau berenang di kolam renang yang sama. Penularan terjadi melalui hubungan seksual, berbagi jarum suntik, atau ASI dari ibu ke anak,” tegasnya.
Alin juga menjelaskan bahwa seorang ibu dengan HIV positif bisa melahirkan anak yang negatif jika virusnya sudah tidak terdeteksi sebelum kehamilan dan prosedur pencegahan dijalankan dengan benar.
“Penting untuk tidak putus mengonsumsi obat, agar kita semua bisa hidup sehat dan meraih impian bersama,” pungkasnya.
Dengan kolaborasi ini, Pemkab Bojonegoro optimistis dalam menekan angka HIV-AIDS, menuju masyarakat yang lebih sehat dan bebas dari stigma. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar