Gas Desa atau sedekah bumi, dikenal dengan berbagai nama di beberapa daerah seperti Babarit di Sunda atau Sedekah Barit di Betawi merupakan tradisi adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan melalui hasil bumi.
Di Blora, tradisi ini biasanya diselenggarakan di tingkat desa atau kelurahan, namun kini diangkat menjadi acara kabupaten yang lebih besar oleh Bupati Blora, H. Arief Rohman.
Tahun ini, acara Gas Desa berhasil menyajikan 11.980 sego berkat yang dibungkus daun jati, dan diikuti oleh sekitar 6.000 peserta yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk unsur pemerintahan, swasta, tokoh masyarakat, serta warga umum.
Ini adalah peningkatan dari tahun sebelumnya, di mana acara serupa berhasil memecahkan dua rekor MURI dengan sajian 9.640 sego berkat dan diikuti oleh 5.731 peserta yang mengenakan busana tradisional Samin.
|
Ribuan Warga Blora Meriahkan Gas Desa, Sajikan 11.980 Sego Berkat |
Bupati Blora, H. Arief Rohman, yang akrab disapa Mas Arief, mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya kembali Gas Desa di tingkat kabupaten.
"Alhamdulillah, Gas Desa tingkat kabupaten bisa kita laksanakan kembali bersama masyarakat. Ini ungkapan rasa syukur kita atas apapun yang telah kita dapatkan hingga detik ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Mas Arief menekankan bahwa Gas Desa tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kesatuan warga Blora.
"Gas Desa ini juga mempunyai makna kebersamaan, kerukunan, saling memberi dan menerima dengan ikhlas dan riang gembira," tambahnya.
Dengan semangat kebersamaan yang kuat, Gas Desa menjadi salah satu wujud nyata dari upaya warga Blora dalam melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang mereka.
Acara ini diharapkan terus menjadi agenda tahunan yang dapat mempererat ikatan sosial di tengah masyarakat Blora. (riz)
Posting Komentar
Posting Komentar